November 02, 2012

Keikhlasan Ibu

Awal kisah bermula di lima bulan yang lalu......

Kesedihan karena kepergian sang ayah mulai berangsur pergi,
sang ibu mulai mampu tersenyum lagi,
dan sang kakak mulai lagi melirik kehidupan.
Kehidupan kembali normal.

Ternyata di normalnya kehidupan ini,
sang adik mulai asik dengan kehidupannya,
kehidupan yang ternyata hanya dia yang mampu memahaminya.

Gelagat perilaku sang adik mulai terlihat aneh,
gadis sopan dan pendiam ini mulai berontak dengan sikap dan kata-kata kasar kepada sang ibu.
Perilakunya bertambah aneh, dengan enggan makan dan selalu terjaga, bahkan sampai dua hari lamanya.
Ketulusan sang ibu terlihat dengan menemani sang anak terjaga.

Usia rentanya mulai tertatih,
tubuhnya tak lagi mampu,
namun ketulusan cinta membuatnya bertahan melawan kantuk.

Adik andai kau tahu,
betapa pengorbanan ibumu begitu besar.
Lawanlah apa yang ada dalam dirimu,
janganlah ikuti suara yang selalu berbisik di telingamu.

Adik lawanlah,
karena orang lain dalam dirimu memanfaatkan kekosongan hatimu,
dia akan menguasaimu,
membuatmu selalu merasa kenyang,
namun perlahan dia akan menggerogoti jiwamu,
dan akhirnya tubuhmu hanyalah sebongkah daging yang dikuasai jiwa lain.

Beranilah melawan adik,
karena hanya kamu yang mampu obati dirimu.

Cepat sembuh ya...

http://a1.s6img.com/cdn/box_005/post_15/607493_5179919_lz.jpg




Oktober 31, 2012

Profesional Pelataran

Selalu saja ada celah yang membuat kita beralih, mulai dari bukan tugas saya, atau sekedar saya lagi sibuk, banyak yang dikerja, beralihlah setumpuk pekerjaan pada meja yang seharusnya bukan tempatnya, dan lucunya, sang empunya meja hanya mampu celoteh, karena memang hanya ini yang dia mampu. Lagi-lagi kedok profesional hanya isapan jempol.

Profesional Pelataran, ini sebutanku untuk para pekerja yang hanya mampu meletakkan beban pada kelompok lain, sementara dia hanya mampu menagih, tapi sebenarnya yang terjadi adalah Dia Tak Mampu. Kedok banyak tugas atau pekerjaan adalah tanda betapa Dia Tak Tahu Apa-Apa, atau betapa malasnya dengan angan setumpuk file,,,,,

Profesional Pelataran hanya mampu berjalan pada selasar, dengan kepala agak dinaikkan, jadilah dia empunya pelataran, tapi sayangnya dia hanya mampu berlenggak lenggok pada istana pelatarannya dan tak mampu masuki celah pintu para Profesional Sejati. Senyumnya hanya basa basi, tunduk kepalanya hanya karena dia butuh empati, dan sayangnya Tuhan masih berbaik hati dengan mengisi pundi-pundinya. Ah,,,, Ada-ada saja ulah kehidupan yang membuat kita selalu berkomentar dan geleng-geleng kepala :)

Untukmu, para Profesional Pelataran,,,,, Kehidupan memiliki banyak sisi yang selalu berputar, pandai-pandailah berpegang pada sisi yang kamu mau, karena tidak selamanya rekat tanganmu mampu bertahan, ada saatnya rekat itu akan terlepas, di saat itu hanya kebaikan dan kemurahan hatimu yang mampu menyelamatkanmu,,,,,

So guys,,,, Seburuk apapun kamu saat ini, jangan pernah lupa selalu memberi ya,,,,,

Source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRJGuOfzfgzCZPInmYT7VD85b7IIZDB_ZxZnRZHbARh7P4-W6LBNxs_-rM8AUue8KVrNrh0G2a9BGgBh1gAbRKcQCrfrHy6J1Q2XLYVPw2DDpdiYb3-LuXNmIxENveO2s8lqU1whx2z1Q/s1600/pis.jpg & Modif by Tini