Juli 27, 2012

Senandung di Penghujung Malam



00.01 tengah malam, suasana ruang ini masih ramai. 
Teriakan anak-anak, candaan remaja, 
isak tangis orang tua berbaur dalam udara yang semakin terasa pengap. 


Semilir ac yang seyogyanya memberi kesejukan, 
kini hanya seperti hawa dingin yang menusuk dalam ruang yang semakin sesak. 




Angin malam membawa aroma tanah yang seakan memanggil 'tuk ditemani. 
Lagi-lagi isak tangis itu begitu terdengar nyata. 
Sang malam tersenyum karena dia tak sendiri, 
sepinya malam ini terobati oleh celoteh tangis yang semakin memekik, 
dan sang tanah pun melebarkan selamat datang, 
karena malam ini satu lagi insan dunia menemaninya.


Berbuat baiklah kawan, 
karena hidup tak dapat ditebak.


IRD Ibnu Sina Mks, 27 Juni 2012