Ana, seorang siswa remaja yang baru melangkahkan kaki di daerah rantauan, terkesima oleh dunia remaja dan pergaulan. Dia baik, cantik, supel. Tinggal di lingkunagn yang mayoritas anak kontrakan. Bergaul dengan berbagai latar suku dan agama. Dan akhirnya terpaut cinta anak rantau, Andi. Bahagia, bersemangat, dan ceria menemukan cinta dan kenyamanan. Tiga tahun berlalu.............
Dengan kesupelan yang ada dalam dirinya, Ana bergaul dengan mahasiswa baru, Deni yang kelak akan menimba ilmu di rantau sepertinya. Berawal dari curhat, dan pertemanan, benih-benih cinta mulai menghiasi, dan akhirnya Ana berani melabuhkan cintanya pada Deni. Andi, pacar Ana mulai melihat gelagat perselingkuhan dan merelakan Ana pergi.....
Ternyata 4 tahun menjalin tali kasih dengan Deni, menyisakan kepahitan dan sakit hati serta kekecewaan. Berulang Deni lakukan perselingkungan dengan mantan dan gadis2 belia, Ana selalu memaafkan. Puncak kekecewaan berawal di Tahun 2007, seorang gadis, Sofi berhasil membuat Deni berpaling, dan dengan teganya menghianati Ana di depan mata.
Kini rasa cinta dan dendam di mata Ana adalah serangkaian visi dan pembalasan yang harus dilakukan........... Selalu menari di otaknya cara terbaik untuk pembalasan sakit hati yang ditorehkan. Rasa dendam itu akan selalu ada sampai kapanpun. Berbagai petuah dan nasehat teman terdekatpun tak melunturkan niat Ana untuk tetap membalaskan dendamnya.
Kawan....... Ini adalah pembelajaran, sekecil apapun sakit yang pernah kita torehkan ke orang lain, selalu akan ada balasan yang lebih menyakitkan. Walaupun penyesalan dan keikhlasan telah terpateri dalam, namun rasa sakit yang pernah kita buat tak akan hilang walaupun telah berbekas. Hargailah cinta dan ketulusan, karena penyesalan selalu membuahkan ketidaknyamanan dan keinginan untuk memperbaiki. Tapi ingatlah Kawan, waktu tak akan mampu diulang.