Dua hari ini hujan terus mengguyur bumiku, membasahi setiap setapak yang kulalui, mengikis selaput aroma tanah dan membiarkannya melayang bersama angin.
Kini senjapun berganti malam, aku masih terpaku menatap deretan abjad yang berlomba merangkai kata demi kata menjadi kalimat indah yang melantunkan nyanyian sepi, menari dan terus berceloteh. Rangkaiannya begitu mempesona, membuatku enggan tuk berpaling.
Hening malam ini menemaniku lagi, menyusun blok-blok tulisan, membuatnya ibarat istana megah ditepi danau indah dengan ilalang sebagai hamparan permadani yang mengelilinginya, dihiasi lentera Tuhan yang memancarkan pancaran sinar di atas kaki langit. Bulan dan bintangpun ikut menapaki malam ini.
Malam ini,
Bermanja denganmu lagi,,, Sepiku
Terima kasihku untukMu Tuhan, membiarkannya menemani malam-malamku,,,
Terima kasihku untukMu Tuhan, membiarkannya mengisi hari-hariku,,, dan
Terima kasihku untukMu Tuhan, membiarkannya selalu ada untukku.
Sepiku enggan berceloteh, hanya terpaku membisu di tiap sudut yang kulalui,
tak pernah lupa tuk tersenyum di tiap awali hariku,
walaupun kau adalah Sepi, dipandang risih tiap langkah yang menapak,
tapi kau adalah sepiku, kau adalah aku.
Image Source https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkXJ7FKQFkn45SsfMrMwL-WgiAjV7G16Ju5ED7DNci07RQ042N-Wwtuw8gFH_oID1lu7bcqMwCagjoowkNIew5RcyqHI4OE8hvRB8PuZ9mEQwYqLaWMQR9_Q0udSUcnoNns0HlcRTlxVNU/s1600/silentnight_final.png